Kamis, 19 Juni 2014

WOW MENGURANGI MAKAN malah bisa berefek GEMUK!

Sebagian besar orang memiliki pemahaman yang salah, khususnya masalah mengurangi kelebihan berat badan. Mereka menyakini bahwa dengan jurus mengurangi frekuensi makan, maka bobot tubuh otomatis akan berkurang. Jurus menutup mulut, maka angka pada jarum timbangan akan dapat dipaksa turun. Jurus berkeringat layaknya pegulat sumo di ruang sauna, maka bentuk tubuh akan menjelma layaknya model bertubuh laksana gitar spanyol di lintasan catwalk.

Jika benar begitu, maka dapat dipastikan Anda tidak akan mengalami kegagalan. Jika benar sesederhana itu, maka Anda yang saat ini memiliki kadar lemak berlebih dan perut bergelambir adalah sekumpulan ‘pemberontak’ bandel dengan bibir berlapis mayones yang menolak mengikuti petunjuk-petunjuk sederhana. Atau bisa jadi, Anda justru belajar jurus yang salah. Hmmm... ternyata yang terakhir itulah jawabannya.

Berlapar-lapar justru dapat menggemukkan badan. Loh, kok bisa? Begini, tubuh kita di desain dengan sistem pertahanan (survival mode) untuk menjaga diri dari kematian. Contoh, apabila kita tidak makan dalam waktu cukup lama, maka hasilnya adalah kematian. Karena itu, sistem pertahanan mengupayakan agar tubuh kita tidak mati. Otak memberi sinyal kepada tubuh dalam bentuk rasa lapar, menyuruh kita untuk mengonsumsi makanan agar tetap hidup dan tidak membahayakan kondisi tubuh.

Nah, apa yang terjadi jika kita mengurangi makan dan menahan lapar lebih lama? Yang terjadi adalah tubuh akan bereaksi supaya tidak mati, dan metabolisme tubuh akan diperlambat semaksimal mungkin supaya tubuh tidak boros energi hingga membahayakan jiwa. Untuk membakar lemak diperlukan metabolisme yang tinggi. Kondisi ini justru berlawanan dengan apa yang kita inginkan, yaitu membakar lemak supaya kurus.

Mengurangi frekuensi makan justru membuat otak memberi perintah dalam bentuk sinyal kepada tubuh agar pada saat kritis apa pun yang kita makan akan diubah menjadi lemak untuk meningkatkan cadangan energi. Berarti sekali lagi, hasil akhir dari MENGURANGI MAKAN dan MENAHAN LAPAR hanya akan meningkatkan CADANGAN LEMAK TUBUH, yang artinya KEGEMUKAN. Apabila diteruskan, bukan saja badan yang bertambah melar. Kondisi ini juga dapat menimbulkan efek samping berupa kerusakan pada organ-organ tubuh, termasuk efek penuaan dini.

Hal inilah yang mendasari terjadinya efek yoyo dalam diet. Efek yoyo adalah kondisi setelah berhasil menurunkan berat badan sekian kilo, tapi tak lama kemudian berat badan akan kembali naik drastis, bahkan seringkali lebih berat dari sebelumnya. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena pada saat tubuh kita kelaparan, lemak dibakar. Akibatnya, berat kita pun turun. Tetapi sinyal otak kita memberi perintah lain, yaitu apa pun makanan yang masuk pada saat itu akan disimpan sebagai lemak.

Apabila Anda berniat menurunkan berat badan, mulailah
mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan cara benar. Ingatlah bahwa diet bukan berarti tidak makan atau mengurangi frekuensi makan. Diet yang benar dan sehat justru mengharuskan kita makan sesuai ritme tubuh. Pilihan JENIS MAKANAN yang harus diperbaiki, bukan FREKUENSI MAKAN yang dikurangi. Dietlah dengan cara yang sehat, bukan menyiksa diri. Semoga bermanfaat.

Yuk HIDUP SEHAT dengan FIFORLIF!
*Hidup SEHAT dimulai dari USUS yang SEHAT!


(bisa order via SMS, paket dikirim via TIKI/JNE/ POS)

0 komentar:

Posting Komentar